SEBAIK APAKAH PENDIDIKAN ANAK USIA DINI SAAT INI ?
Pengertian PAUD ?
Pendidikan
anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir
sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan
pada jalur formal, nonformal, dan informal.
Rentangan anak usia dini menurut Pasal 28 UU Sisdiknas
No.20/2003 ayat 1 adalah 0-6 tahun. Sementara menurut kajian rumpun keilmuan
PAUD dan penyelenggaraannya di beberapa negara, PAUD dilaksanakan sejak usia
0-8 tahun.
Ruang Lingkup Pendidikan Anak Usia Dini
- Infant (0-1 tahun)
- Toddler (2-3 tahun)
- Preschool/ Kindergarten children (3-6 tahun)
- Early Primary School (SD Kelas Awal) (6-8 tahun)
Jenis PAUD di Indonesia
Dibanding
dengang perkembangan model dan jenis PAUD di berbagai negara maju dan
berkembang lainnya, PAUD di Indonesia memiliki keunikan khusus yang agak
berbeda dengan di luar negeri. Karena di luar neger PAUD pada umumnya hanya
dibedakan menjadi 2 (dua) macam yaitu Kindergarden atau Play Group dan Day
Care, sedang di Indonesia menjadi 4 (empat) macam yaitu :
- Taman Kanak-Kanak (Kindergarten)
- Kelompok Bermain (Play Group)
- Taman Penitipan Anak (Day Care)
- PAUD sejenis (Similar with Play Group)
Ada dua tujuan diselenggarakannya pendidikan anak usia
dini yaitu:
- Tujuan utama: untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan pada masa dewasa.
- Tujuan penyerta: untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah.
Bagaimana Kualitas PAUD ?
Semenjak pemerintah mencanangkan program percepatan pendirian Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD) dan menggelorakan masyarakat untuk memperhatian pendidikan
sejak dini, menjarmurlah sekolah-sekolah untuk bayi dan anak-anak di seantero
negeri.
Tak hanya Kementrian Pendidikan dan Dinas Pendidikan yang
sibuk, kementrian lain dan organisasi kemasyarakatan ikut ramai menyambut
program tersebut.
Ada Kementerian
Agama yang membuat PAUD-Taman Pendidikan Al-Qur;an (TPQ), ada
Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) yang membuat Pos PAUD di tiap RW,
banyak pula ormas lain yang mendirikan PAUD formal bernama Taman Kanak Kanak
(TK), Raudhatul Athfal (RA), atau Bustanul Athfal (BA). Maka tumbuhlah PAUD bak
jamur di musim hujan.
Di kota maupun desa, di kawasan tengah maupun pinggiran, sekarang ini hampir
bisa dipastikan ada PAUD.
Banyaknya PAUD di
mana-mana, tentu menggembirakan. Menunjukkan telah adanya perhatian yang besar
terhadap pendidikan. Keinginan pemerintah untuk memberi pendidikan pada setiap
penduduk sejak usia dini, agaknya mendapat sambutan dan cukup berhasil.
Namun apakah setiap PAUD telah memberikan yang terbaik untuk anak-anak
didiknya? Bagaimana dengan kualitasnya?, rasanya masih patut dievalusi. Apakah
sudah terstandar atau belum. Apa sudah bagus, atau masih asal-asalan ?
Tentu saja,
menjamurnya pendidikan anak usia dini melalui pendidikan nonformal mengakibatkan
tidak terkontrolnya penanganan terhadap anak-anak usia dini dengan baik,
padahal masa emas tersebut merupakan masa-masa yang teramat penting dan tidak
dapat datang untuk yang kedua kalinya dalam pembentukan otak, fisik dan jiwa
seorang anak.
Saat ini pengembangan
PAUD di Indonesia telah menimbulkan dilema, upaya untuk dapat memberikan
pelayanan PAUD kepada setiap anak yang ada di Indonesia, akan tetapi banyak hal
yang tidak dapat dipenuhi dengan semestinya. Dan ini bisa menyebabkan
perkembangan anak yang tidak optimal sehingga tujuan PAUD yang seutuhnya tidak
dapat terpenuhi.
Tantangan Pendidikan Anak Usia Dini di
Indonesia
Sampai
saat ini masi ada beberapa masalah yang dapat menghambat perluasan kesempatan
dan pemerataan akses mengikuti PAUD serta peningkatan mutu PAUD di Indonesia,
namun semua itu kita anggap sebagai tantangan yang menarik sehingga untuk
mengatasinya diperlukan kreatifivitas dan inovasi yang berkelanjutan.
Tantangan
yang prioritas untuk diatasi antara lain :
- Jumlah anak yang belum mengikuti PAUD masih cukup besar.
- Sarana dan prasarana belajar secara kuantitatif maupun kualitatif masih terbatas, hal ini disebabkan oleh terbatasnya kreativitas guru PAUD untuk menciptakan dan mengembangkan metode pembelajaran dan sumber belajar dengan memanfaatkan potensi budaya dan alam sekitar.
- Kompetensi sebagian besar guru PAUD masih belum memadai karena sebagian besar dari mereka tidak berasal dari latar belakang pendidikan PAUD dan mereka belum memperoleh pelatihan yang berkaitan dengan komsep dan ilmu praktis tentang PAUD.
- Perbedaan Angka Partisipasi Kasar (APK) peserta PAUD di daerah perkotaan dan perdesaan masih sangat besar.