Rabu, 25 September 2013

My Story


SESALKU

 Bagaikan pelangi  yang tak dapat ku gapai

Bagaikan serpihan debu yang tak mampu ku genggam

Dirimu hanya ada di khayalku

Ada dimataku tapi  jauh di hatimu

 

Smua trasa asing bagiku dan bagimu

Sampai akhirnya,,,,,,

Smuanya hilang dari kedua bola mataku

Tak mampu lagi aku temukanmu

Di tengah kegelapan TANPA  secercah senyum itu 

Selasa, 25 Juni 2013

Kembar Siam Craniopagus



Lori dan George Schappell
Lori dan George (awalnya bernama Dori) lahir pada tanggal 18 September 1961 di Reading, Pennsylvania . Mereka siam di kepala dengan berbagi 30 persen materi otak. Mereka diyakini tidak hanya berbagi pembuluh darah di otak, tetapi juga memiliki otak menyatu. Mereka berbagi lobus frontal otak, dan ilmuwan bertanya-tanya apakah mereka bisa berbagi pikiran. Mereka dibesarkan di sebuah institusi di Pennsylvania, tapi dibebaskan saat berusia 20-an tahun. Terlahir sebagai Lori dan Dori Schappell, mereka ini adalah kembar siam craniopagus, bergabung di kepala, tetapi memiliki kepribadian yang sangat berbeda. Sebagai tanda individualitas, dan tidak menyukai fakta bahwa nama mereka berirama, Dori memilih untuk berganti nama menjadi Reba. Pada tahun 2007, George, yang pada waktu itu dikenal sebagai Reba Schappell, menyatakan bahwa meskipun perempuan, dia diidentifikasi dengan jenis kelamin laki-laki dan mengganti namanya menjadi George.
Sebuah saluran dokumenter Penemuan (juga tersedia di Netflix) membahas banyak peristiwa kehidupan mereka dan belajar (melalui CT scan dan MRI) bahwa meskipun mereka berbagi materi otak, mereka tidak berbagi pikiran. Lori berbadan sehat sedangkan George memiliki spina bifida, yang telah menyebabkan retardasi pertumbuhan tubuhnya lebih rendah dan penurunan mobilitas parah. Oleh karena itu, mereka mempunyai  ketinggian yang sangat berbeda dengan Lori menjadi 5 '1 "dan George 4'4". Tidak ada kursi roda yang cocok untuk kondisi unik  George untuk bergerak karena ia harus dinaikkan dengan setara dengan tinggi Lori, untuk menghindari ketegangan berlebihan pada leher dan punggung. Satu-satunya hal yang dapat dilakukan adalah George merancang kursi roda yang saat ini ia gunakan.
Sebagai penyanyi country Reba Schappel  atau George telah tampil secara luas di Amerika Serikat dan negara-negara lain. Lori bertindak sebagai fasilitator George dan juga ia bekerja di sebuah binatu. Sebagai kembar siam, Lori dan George Schappell telah muncul dalam sejumlah film dokumenter  televisi dan talk show. Mereka juga telah bertindak dalam sebuah episode dari serial televisi Nip / Tuck, di mana mereka memainkan kembar siam Rose dan Raven Rosenburg dan banyak lainnya.
  
Mereka hidup di sebuah apartemen dengan dua kamar tidur, masing-masing mempertahankan ruang pribadi mereka sendiri. George memiliki beberapa hewan peliharaan. Lori adalah bowler piala-pemenang. Mereka menghormati privasi masing-masing dalam hal pekerjaan, waktu, rekreasi dan hubungan. Lori telah memiliki pacar dan sudah bertunangan dan akan menikah, namun pasangannya mengalami sebuah kecelakaan.
Ø  Seperti yang kita ketahui kembar siam mempunyai kemiripan  satu sama lain baik dalam hal fisik maupun dalam hal sifat. Bahkan di antara keduanya sering terdapat komunikasi aneh yang hanya dimengerti oleh mereka sendiri dan kembar siam muncul apabila satu sel telur matang (ovum) dibuahi dua atau lebih sperma tetapi sel telur tidak membelah secara sempurna. Tetapi berbeda halnya dengan Lori dan George Schappell yang berbeda kepribadiaan. Kasus tersebut disebabkaan oleh faktor eksternal dimana Lori dan George Schappell mempunyai lingkungan bergaul yang berbeda. Selain itu ada pendekatan tipologi yang mengatakan bahwa kepribadian adalah organisasi yang dinamis yang selalu berkembang setiap saat dari sistem psikofisik yang menentukan cara unik seseorang. Jadi, kepribadian merupakan sesuatu yang dapat berubah. Selain itu, perubahan pada George Schappel dipengaruhi oleh faktor internal, dimana menurut saya George Schappel merubah kepribadiaannya karena ia ingin menemukan tingkat kenyamanannya (safety) dalam hidup yang  dengan jelas digambarkan dalam teori-teori kepribadian yang berorientasi pada pertumbuhan. Salah satunya menggambarkan pertumbuhan kepribadian secara bertahap, yaitu teori Hierarki Kebutuhan Maslow. Menurut Maslow, pada dasarnya kita terdorong untuk mengaktualisasi diri. Kepribadian orang yang telah mengaktualisasi diri berkembang sangat khas, lengkap dengan spiritualitas yang juga berkembang. Kita dapat mencapainya setelah melampaui tahap sebelumnya.



AGRESI
Agresi adalah suatu topik yang mempunyai arti penting tertinggi pada ras manusia . Agresi walaupun merupakan konsep yang sangat familiar tetapi tampaknya tidak mudah untuk mendefinisikannya. Agresi merupakan perilaku yang dimaksudkan menyakiti orang lain, baik secara fisik maupun psikis (Baron & Byrne, 1994; Brehm & Kassin, 1993; Brigham, 1991). Dalam hal ini, jika menyakiti orang lain karena unsur ketidaksengajaan, maka perilaku tersebut bukan dikategorikan perilaku agresi. Rasa sakit akibat tindakan medis misalnya, walaupun sengaja dilakukan bukan termasuk agresi. Sebaliknya, niat menyakiti orang lain tetapi tidak berhasil, hal ini dapat dikatakan sebagai perilaku agresi.
·        Unsur Subjective Judgement  Dominan
Ketika perilaku agresi dipandang dari sisi niat, hal ini menjadi sesuatu yang mempunyai nilai subjektif.
·        Offensive Aggression
Bagaimana kita tahu bahwa perilaku agresi yang dilakukan itu merupakan sesuatu yang didasarkan niat atau tidak? Di masyarakat banyak perilaku agresi yang tidak ditujukan langsung pada sumber penyebab agresi tetapi diarahkan secara tidak langsung.
·        Retaliatory aggression
Perilaku agresi yang merupakan respon provokasi.
·        Instrumental aggression
Perilaku agresi yang digunakan sebagai sarana untuk mencapai tujuan yang lain, misalnya membunuh korban untuk merampok hartanya.
Mengapa ada manusia yang sangat agresif? Apa yang dapat kita lakukan untuk menahan kekerasan dalam masyarakat ? Agresi adalah suatu peristiwa kompleks dengan kedua aspek motivasional dan aspek emosional yang perl diuji secara hati-hati. Seperti kebanyakan topik penting dalam psikologi, agresi telah menjadi fokus banyak riset dan spekulasi teoritis.

Satu pandangan menyataakan  agresi itu adalah suatu naluri alami, yang lain menyatakan bahwa itu adalah suatu reaksi alami ke peristiwa kurang baik seperti frustrasi dan sakit, dan pandangan ketiga menyatakan bahwa agresi sebagai  perilaku yang dipelajari. Kita akan memperhatikan satu demi satu teorinya.

1.  Freud’s Instinct Theory (Freud)
Freud mengatakan bahwa semua manusia dan binatang lahir dengan naluri/insting agresif yang kuat. Naluri/insting ini menciptakan suatu pengarah untuk melakukan suatu tindakan agresif untuk dipenuhi.  Kuncinya untuk menahan kekerasan, menurut teori naluri freud, temukan jalan untuk proses melepaskan dari naluri, seperti bersaing dalam bisnis atau olahraga,menonton olahraga yang agresif, atau membaca tentang kejahatan kejam.
Aspek yang kontroversi dari teori Freud adalah dia percaya bahwa energi naluri agresif harus dilepaskan dengan berbagai cara. Dia menyebut proses melepaskan dari naluri yaitu catharsis. Catharsis biasanya terjadi karena menambahnya agresi.

2.  Frustration-Aggression Theory (Berkowitz)
Apabila manusia mempersepsi bahwa dirinya dihambat untuk mencapai tujuan,  frustrasinya akan berubah menjadi agresi. Mereka percaya bahwa agresi adalah reaksi natural terhadap frustasi yang merupakan motivasi penting. Contohnya : seorang anak yang berusaha mengambil mainan dari anak lain mungkin akan mendapatkan sebuah pukulan di hidung dari anak tersebut atau bangsa yang menghalangi keinginan bangsa lain  untuk mendapatkan  minyak atau pelabuhan , bangsa tersebut akan menjadi target peperangan. Oang-orang atau bangsa bereaksi frustasi dengan kemarahan dan agresi. Tidaklah mengejutkan, kekerasan jadi lebih umum antar orang-orang yang tinggal dalam kemiskinan, sebagaimana adanya usaha mereka tersebut terhalang dalam hal-hal paling mendasar  yaitu kebutuhan mereka.
3.  Social Learning Theory (Albert Bandura)
Albert Bandura dan ahli teori social learning lainnya percaya bahwa orang-orang agresif , jika mereka sudah mempelajari bahwa itu bermanfaat. Teori social learning tidak menyangkal bahwa frustasi dapat membuat kita lebih mungkin untuk agresif dan marah, tetapi mereka menyatakan bahwa kita akan bertindak agresif jika kita sudah mempelajari untuk melakukannya. Ahli-ahli teori social learning secara langsung bertentangan dengan topik catharsis freud .
Agresi merupakan perilaku sosial yang dipelajari melalui:
Ø  reinforcement: perilaku agresif yang diberi reward
Ø   modeling, observation, vicarious reinforcement
Ø   pengaruh media: televisi yang memupuk perilaku agresif

Ahli teori social learning, cenderung membantah bahwa aktivitas ini tidak akan mengurangi kekerasan tetapi sebagai gantinya akan meningkatkannya, dengan pengajaran kekerasan kepada orang.



Jumat, 07 Juni 2013

Observasi SMAN 1 BERASTAGI



Tugas Observasi E-learning
Oleh :
1.         Roswanda Fitri Utami Pelawi (121301009)
2.         Hetty Juliani (121301015)
3.         Puspita Sari (121301013)
4.         Dewi Suci Armadhani (121301053)
5.         Kristy Merlin (12130115)

A.     Identitas Sekolah
·         Nama Sekolah             : SMA NEGERI 1 BERASTAGI
·         Alamat Sekolah           : Jl. Jamin Ginting No.12 Berastagi
                                                  Telp (0628) 91075
·         Uang Sekolah              : Rp 150.000/ bulan
·         Konsep e-learning        :
o   Individu (online dengan memanfaatkan jaringan wi-fi dan offline dengan belajar menggunakan power point)
o   Kelompok (tidak sinkron dengan menggunakan grup facebook dari kelas masing-masing)
·         Awal diterapkan          : Sejak 2007 sampai sekarang

B.     Uraian Aktivitas Observasi
·         Hari Pelaksanaan         : Kamis, 23 mei 2013
·         Waktu Pelaksanaan      : Pukul 10.00 WIB
·         Pembagian Tugas         :
Kelompok kami yang berjumlah 5 orang dibagi menjadi 2 kelompok, dimana Kristy Merlin dan Dewi Suci Armadhani di kelas XI IPA-3 dengan mata pelajaran Bahasa Inggris oleh Pak  Julianus Ariston Sinurat,S.Pd , sedangkan Roswanda Fitri Utami Pelawi, Hetty Juliani dan Puspita Sari di kelas XI IPA-2 dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia oleh Ibu Mary Susyanna Br Bangun. 

Narasumber :
Nama   : Vita
Usia     : 17 tahun
Agama : Katolik
Kelas : XI IPA 3
Prestasi : Menjadi Juara Kelas
·
          C. Laporan Hasil Observasi
I.           Pendahuluan
Pendidikan merupakan faktor penting bagi kelangsungan kehidupan bangsa dan faktor pendukung yang memegang peranan penting di seluruh sektor kehidupan, sebab kualitas kehidupan suatu bangsa sangat erat hubungannya dengan tingkat pendidikan. Peran sekolah dinilai sangat penting bagi maju dan berkembangnya masyarakat dan terjaminnya kebutuhan kehidupan mereka kelak di kemudian hari.
Namun, landasan untuk membentuk pendidikan sekolah yang unggul harus terus diperbaiki agar pendidikan didunia sekolah lebih baik lagi. Mulai dari teori belajar yang digunakan, manajemen kelas, orientasi belajar, hingga motivasi belajar siswa juga harus diperhatikan. Dengan begitu kualitas pendidikan yang terbaik dapat kita berikan untuk semua anak bangsa.
Pendidikan saat ini telah berkembang sangat pesat, apalagi hal ini didukung dengan adanya teknologi. Salah satu bentuknya adalah metode pembelajaran dengan konsep e-learning.
II.        Landasan Teori
1. Teori belajar
Pandangan teori belajar menurut aliran behavioristik ( tingkah laku) adalah perubahan dalam tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon, menekankan pada “hasil” dari proses belajar. Menurut aliran kognitif adalah proses belajar sebenarnya terdiri dari tiga tahapan , yakni asimilasi, akomodasi, dan equilibrasi (penyeimbangan) menurut piaget, menekankan pad “proses” belajar. Menurut aliran humanistik adalah apa yang mungkin dikuasai ( dipelajari) oleh siswa, tercakup dalam tiga kawasan, yaitu kognitif, psikomotor, afektif menurut Blomm dan Krathowl, menekankan pada “isi” atau apa yg dipelajari.
2. Orientasi Belajar
Pendekatan pembelajaran dibagi menjadi :
·         Teacher Centered Learning
     Guru merancang pelajaran-pelajaran yang dimaksudkan untuk memenuhi standar dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya menggunakan prosedur-prosedur yang mendukung perolehan pengetahuan dan keterampilan yang ditetapkan.
·         Student Centered Learning
Proses pembelajaran secara konvensional menempatkan guru atau dosen sebagai sumber belajar yang mengajarkan pengetahuan dan keterampilan kepada siswa atau mahasiswa.
3. Manajemen Kelas
Manajemen kelas merupakan kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar efektif di dalam kelas. Prinsip manajemen kelas di aplikasikan secara berbeda untuk setiap tingkatan pendidikannya dan di sesuaikan juga denga kebutuhan yang ada dengan mempertimbangkan iklim dan budaya sekolah.
Beberapa gaya penataan kelas:
·         Gaya auditorium: gaya susunan kelas di mana semua murid duduk menghadap guru.
·         Gaya tatap muka: gaya susunan kelas di mana murid saling menghadap.
·         Gaya off-set: gaya susunan kelas di mana sejumlah murid (tiga atau empat orang) duduk di bangku namun tidak berhadapan langsung satu sama lain.
·         Gaya seminar: gaya susunan kelas di mana sejumlah murid (sepuluh atau lebih) duduk di susunan berbentuk lingkaran, atau persegi, atau bentuk U.
·         Gaya kluster: gaya susunan kelas di mana sejumlah murid (biasanya empat sampai delapan orang) bekerja dalam kelompok kecil.



4. Perspektif Motivasi
Santrock (2008) menjelaskan motivasi berdasarkan 4 perspektif yaitu:
Aspek
Behavioral
Humanistik
Kognitif
Social learning
Sumber motivasi
Luar diri (ekstrinsik reinforcement)
Dalam diri (intrinsic reinforcement)
Dalam diri (intrinsic reinforcement)
Dalam dan luar diri (intrinsic dan ekstrinsic reinforcement)
Konsep penting
Penguat (reinfocment),ganjaran,
insentif,hukuman (panisment)
Kebtuhan akan harga diri (self esteem) pemenuhan diri, dan pengarahan diri (self determination)
Kepercayaan,atribusi tehadap kebehasilan dan kegagalan,
Harapan(expectation)
Nilai dari sasaran (value of goals),
harapan dari pencapaian sasaran (expectation of reacing goals)













     III.      Objek Penelitian
          Siswa/i SMAN 1 Berastagi, khususnya siswa kelas XI IPA-2 dan XI IPA-3
   IV.     Jadwal Pelaksanaan 
             Kamis, 23 mei 2013 pada pukul 10.00 WIB 
      V.        Laporan penelitian
Dari proses belajar mengajar serta interview yang kami lakukan disana dapat diketahui bahwa sekolah SMAN 1 BERASTAGI sudah menerapkan e-learning baik secara individu maupun kelompok. Baik siswa maupun guru sudah aktif menggunakan internet untuk mengoptimakan proses belajar mengajar. Sekolah juga sudah mengakses materi pembelajaran melalui web  
sekolah  sehingga para siswa dapat langsung mendownload materi pembelajaran yang berlangsung.

Web SMAN 1 BERASTAGI ada 3 , yaitu

Teori belajar yang diterapkan di SMAN 1 BERASTAGI ialah teori belajar kognitif. Dimana murid belajar berdasarkan minat dan pemikiran mereka sendiri. Kurikulum yang digunakan adalah KTSP, disini murid harus berperan aktif dalam proses belajar mengajar. Motivasi yang diperoleh pun berdasarkan perspektif kognitif. Dimana perspektif kognitif berfokus pada ide-ide seperti motivasi internal murid untuk mencapai sesuatu, persepsi tentang sebab-akibat, kesuksesan dan kegagalan, terutama persepsi yang merupakan faktor penting dalam prestasi, dan keyakinan mereka bahwa mereka dapat mengontrol lingkungan secara efektif.
Hal ini kami dapat berdasarkan wawancara yang kami lakukan dengan salah satu siswi dari kelas XI IPA 3 bernama Vita, ia mengungkapkan bahwa dirinya yang menjadi juara kelas sejak awal masuk mendapatkan motivasi dari dirinya sendiri. Hal itu disebabkan karena ia sebagai anak sulung dari 5 bersaudara merasa memiliki tanggungjawab besar untuk masa depan ke 4 adiknya yang juga masih bersekolah, ditambah lagi dengan keadaan ekonomi keluarganya yang kurang mencukupi. Hal itulah yang menjadi sumber motivasi terbesar nya untuk terus belajar agar dapat mempertahankan prestasinya di sekolah. Berdasarkan pernyataan para siswa, orientasi belajar yang digunakan akan berbeda pada mata pelajaran yang berbeda. 


Orientasi belajar SCL(Student Centered Learning) ternyata  lebih sering digunakan daripada orientasi belajar TCL(Teacher Centered Learning), dimana proses belajar mengajar lebih tertuju pada murid. Disini siswa akan lebih banyak berperan didalam proses belajar mengajar baik sebagai pendengar maupun sebagai penyaji materi.
Menurut Andika, salah seorang siswa dari kelas XI IPA 2, orientasi belajar SCL yang dilakukan sudah efektif, dimana orientasi belajar ini dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. Seperti saat mereka ditugaskan untuk menjelaskan materi, mereka akan berusaha untuk mencari bahan dari materi yang ingin mereka presentasikan dari berbagai sumber, sementara siswa lain harus aktif untuk bertanya agar lebih dapat paham. Sementara guru berperan sebagai fasilitator yang mengarahkan siswa hingga tujuan pembelajaran tercapai.

Pengelolaan  kelas yang diterapkan bersifat otoritatif, yakni guru menciptakan dan mempertahankan ketertiban suasana kelas, disiplin sangat diutamakan. Gaya penataan struktur yaitu gaya auditorium yaitu semua murid duduk menghadap guru. Seluruh siswa merasa bahwa pengelolaan kelas yang mereka terapkan sudah sesuai dengan yang mereka inginkan, mereka juga merasa nyaman dengan bentuk pengelolaan kelas mereka.

VI.     Evaluasi
Tugas observasi ini sangat menyenangkan, karena kami mendapat pengalaman baru untuk terjun langsung ke lapangan. Namun, karena kurang nya pengalaman kami saat melakukan observasi ini membuat kami kurang memiliki persiapan yang cukup. Persiapan yang kurang ini disebabkan karena banyaknya tugas yang harus diselesaikan dalam waktu yang bersamaan.

C.     Rangkuman Pribadi
Saat melakukan observasi di SMAN 1, saya dan teman-teman sudah mendapatkan data-data yang akan kami observasi terkait dengan bahan perkuliahan yang ditugaskan. Melalui observasi tersebut, kami mendapatkan data bahwa siswa-siswi SMAN 1 BERASTAGI khususnya kelas XI IPA 3 yaang kami observasi menggunakan teori belajar kognitif dimana siswa-siswi belajar atas kemauan dan kesadaran sendiri. Mereka juga menggunakan orientasi belajar SCL dimana guru bertindak sebagai fasilitator dan terkadang menggunakan orientasi belajar TCL.

Dalam manajemen kelas, sekolah menerapkan gaya penataan auditorium di setiap kelas dimana semua siswa-siswi duduk menghadap guru dalam belajar. Dari wawancara kami dengan beberapa siswa-siswi , mereka mengatakan bahwa gaya penataan auditorium ini sangat baik karena guru dapat mengontrol mereka secara keseluruhan dan siswa-siswi merasa nyaman dengan gaya penataan auditorium ini. Motivasi belajar mereka berdasarkan perspektif kognitify yang berfokus pada ide-ide seperti motivasi internal murid untuk mencapai sesuatu, persepsi tentang sebab-akibat, kesuksesan dan kegagalan, terutama persepsi yang merupakan faktor penting dalam prestasi, dan keyakinan mereka bahwa mereka dapat mengontrol lingkungan secara efektif.
Dengan hasil observasi yang sudah kami dapatkan, SMAN 1 BERASTAGI sudah dapat menggunakan konsep e-learning dengan cukup baik, baik itu dalam diskusi, persentase, serta  tugas-tugas rumah. Tentu saja, hal itu didukung oleh penggunaan konsep e-learning oleh sekolah yang dimulai sejak tahun 2007.
D.     Testimoni tentang perencanaan dan proses observasi

1.      Kristy Merlin
Perencanaan awal observasi sekolah yang akan kami lakukan tertuju pada sekolah yang ada di medan. Namun, karena waktu sudah tidak terkejar lagi berhubung sekolah di medan yang hendak kami  observasi meminta proposal yang tentunya belum pasti disetujui maka kami memilih melakukan observasi di SMAN 1 BERASTAGI. Selama melakukan observasi di SMAN1 BERASTAGI, saya dan teman-teman disambut baik dan ramah oleh wakil kepala sekolah SMAN 1 BERASTAGI. Saat melakukan observasi di kelas XI IPA 3, saya sangat senang karena kami diterima dengan baik dan adik-adik XI IPA 3 sangat terbuka saat kami hendak melakukan wawancara.

2.      Roswanda Fitri Utami Pelawi
Semula kelompok kami berencana observasi ke sekolah yang ada di Medan saja, berhubung sekolah di Medan meminta banyak persyaratan seperti surat dari dinas makanya kami putuskan ke sekolah SMAN 1 Brastagi. Selain itu juga saya merupakan alumni dari sekolah itu sehingga jalan masuk observasi tidak terlalu memberatkan syaratnya. Saya pribadi sangat senang observasi disana, karena selain sebagai alumni, para gurunya pun sudah saya kenal. Siswa/i nya juga sangat ramah-ramah sehingga proses observasi kami berjalan lancar.

3.      Hetty Juliani
Sewaktu saya melakukan observasi di SMAN 1 Brastagi, keadaan disana tidak ada yang mengecewakan. Disana ruangannya tertata rapi juga kedisiplinannya cukup baik. Pada saat proses pembelajaran semua berjalan lancer sesuai dengan peraturan. Saya juga merasa aman disana karena ramah lingkungan dan bersih. Menurut saya SMAN 1 Berastagi adalah SMA yang mematuhi peraturan. Tidak ada siswa yang keluar masuk pada saat pembelajaran.

4. Dewi Suci Armadhani
Tugas observasi sekolah ini merupakan tugas pertama saya untuk langsung melihat contoh yang sebenarnya ke lapangan. Tentunya saya merasa sangat senang dengan tugas psikologi pendidikan ini. Dengan penuh semangat saya dan teman-teman mencari informasi tentang sekolah yang akan kami observasi. Rencana awal, kami ingin melakukan observasi di sekolah yang ada di Medan. Tapi akhirnya berdasarkan kesepakatan kelompok, kami melakukan observasi di SMAN 1 Berastagi. Salah satu alasannya karena salah satu anggota kelompok kami adalah alumni sekolah itu. alasan yang kedua, kami ingin mengerjakan tugas sambil liburan. Walaupun hanya dilakukan selama beberapa jam, tapi saya sangat menikmati proses ini. Pengalaman saya saat berbagi cerita dengan adik-adik disana adalah pengalaman yang tak terlupakan. Saya bersama kristy harus mengahadapi tingkah-tingkah siswa yang berjumlah 35 orang itu tanpa didampingi sang guru untuk pertama kalinya. Bahkan seorang siswa memvideo kan kami yang sedang gugup saat berbicara didepan kelasnya. Tugas kali ini sangat menambah pengetahuan dan pengalaman saya.

5. Puspita Sari
Perasaan senang menemani perjalanan observasi saya di SMAN 1 BRASTAGI yang dilakukan bersama teman-teman sekelompok saya. Meski awalnya ingin melaksanakan observasi di sebuah sekolah yang berada di kota Medan, akan tetapi hal itu gagal terwujud dan berakhir pada kesepakan bersama teman-teman saya yaitu SMAN 1 BRASTAGI dan bertepatan di kelas XI IPA 2. Sambutan yang hangat kami terima dari wakil kepala sekolah, guru-guru dan juga murid-murid yang berada di sekolah tersebut, meski baru pertama kali, tugas kali ini merupakan pengalaman pertama saya dalam mengobservasi seuah sekolah, banyak pengalam, pengetahuan juaga ilmu yang saya dapatkan dalam tugas observasi tersebut. Terima kasih kepada wakil kepala sekolah, guru-guru, murid-murid SMAN 1 BRASTAGI dan tidak lupa terima kasih saya kepada ibu Fillia Dina Anggaraeni selaku PD III di Fakultas Psikologi.

E.     Lampiran gambar saat observasi
1.                  Foto kelompok di SMAN 1 Berastagi



               2. Beberapa perangkat SMAN 1 Berastagi