Selasa, 25 Juni 2013



AGRESI
Agresi adalah suatu topik yang mempunyai arti penting tertinggi pada ras manusia . Agresi walaupun merupakan konsep yang sangat familiar tetapi tampaknya tidak mudah untuk mendefinisikannya. Agresi merupakan perilaku yang dimaksudkan menyakiti orang lain, baik secara fisik maupun psikis (Baron & Byrne, 1994; Brehm & Kassin, 1993; Brigham, 1991). Dalam hal ini, jika menyakiti orang lain karena unsur ketidaksengajaan, maka perilaku tersebut bukan dikategorikan perilaku agresi. Rasa sakit akibat tindakan medis misalnya, walaupun sengaja dilakukan bukan termasuk agresi. Sebaliknya, niat menyakiti orang lain tetapi tidak berhasil, hal ini dapat dikatakan sebagai perilaku agresi.
·        Unsur Subjective Judgement  Dominan
Ketika perilaku agresi dipandang dari sisi niat, hal ini menjadi sesuatu yang mempunyai nilai subjektif.
·        Offensive Aggression
Bagaimana kita tahu bahwa perilaku agresi yang dilakukan itu merupakan sesuatu yang didasarkan niat atau tidak? Di masyarakat banyak perilaku agresi yang tidak ditujukan langsung pada sumber penyebab agresi tetapi diarahkan secara tidak langsung.
·        Retaliatory aggression
Perilaku agresi yang merupakan respon provokasi.
·        Instrumental aggression
Perilaku agresi yang digunakan sebagai sarana untuk mencapai tujuan yang lain, misalnya membunuh korban untuk merampok hartanya.
Mengapa ada manusia yang sangat agresif? Apa yang dapat kita lakukan untuk menahan kekerasan dalam masyarakat ? Agresi adalah suatu peristiwa kompleks dengan kedua aspek motivasional dan aspek emosional yang perl diuji secara hati-hati. Seperti kebanyakan topik penting dalam psikologi, agresi telah menjadi fokus banyak riset dan spekulasi teoritis.

Satu pandangan menyataakan  agresi itu adalah suatu naluri alami, yang lain menyatakan bahwa itu adalah suatu reaksi alami ke peristiwa kurang baik seperti frustrasi dan sakit, dan pandangan ketiga menyatakan bahwa agresi sebagai  perilaku yang dipelajari. Kita akan memperhatikan satu demi satu teorinya.

1.  Freud’s Instinct Theory (Freud)
Freud mengatakan bahwa semua manusia dan binatang lahir dengan naluri/insting agresif yang kuat. Naluri/insting ini menciptakan suatu pengarah untuk melakukan suatu tindakan agresif untuk dipenuhi.  Kuncinya untuk menahan kekerasan, menurut teori naluri freud, temukan jalan untuk proses melepaskan dari naluri, seperti bersaing dalam bisnis atau olahraga,menonton olahraga yang agresif, atau membaca tentang kejahatan kejam.
Aspek yang kontroversi dari teori Freud adalah dia percaya bahwa energi naluri agresif harus dilepaskan dengan berbagai cara. Dia menyebut proses melepaskan dari naluri yaitu catharsis. Catharsis biasanya terjadi karena menambahnya agresi.

2.  Frustration-Aggression Theory (Berkowitz)
Apabila manusia mempersepsi bahwa dirinya dihambat untuk mencapai tujuan,  frustrasinya akan berubah menjadi agresi. Mereka percaya bahwa agresi adalah reaksi natural terhadap frustasi yang merupakan motivasi penting. Contohnya : seorang anak yang berusaha mengambil mainan dari anak lain mungkin akan mendapatkan sebuah pukulan di hidung dari anak tersebut atau bangsa yang menghalangi keinginan bangsa lain  untuk mendapatkan  minyak atau pelabuhan , bangsa tersebut akan menjadi target peperangan. Oang-orang atau bangsa bereaksi frustasi dengan kemarahan dan agresi. Tidaklah mengejutkan, kekerasan jadi lebih umum antar orang-orang yang tinggal dalam kemiskinan, sebagaimana adanya usaha mereka tersebut terhalang dalam hal-hal paling mendasar  yaitu kebutuhan mereka.
3.  Social Learning Theory (Albert Bandura)
Albert Bandura dan ahli teori social learning lainnya percaya bahwa orang-orang agresif , jika mereka sudah mempelajari bahwa itu bermanfaat. Teori social learning tidak menyangkal bahwa frustasi dapat membuat kita lebih mungkin untuk agresif dan marah, tetapi mereka menyatakan bahwa kita akan bertindak agresif jika kita sudah mempelajari untuk melakukannya. Ahli-ahli teori social learning secara langsung bertentangan dengan topik catharsis freud .
Agresi merupakan perilaku sosial yang dipelajari melalui:
Ø  reinforcement: perilaku agresif yang diberi reward
Ø   modeling, observation, vicarious reinforcement
Ø   pengaruh media: televisi yang memupuk perilaku agresif

Ahli teori social learning, cenderung membantah bahwa aktivitas ini tidak akan mengurangi kekerasan tetapi sebagai gantinya akan meningkatkannya, dengan pengajaran kekerasan kepada orang.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar