Minggu, 13 April 2014

PAEDAGOGI ABAD 21




PAEDAGOGI ABAD 21
Paedagogi Abad 21 dikenal juga sebagai pedagogi progresif. Paedagogi Abad 21ini, tidak hanya berbicara mengenai seni dan limu mengajar, melainkan mendorong kita untuk melakukan redesain dan pemahaman ulang terhadap bagaimana menggunakannya untuk merumuskan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan kemajuan zaman. Paedagogi yang abstrak itu harus menjelmakan sesuatu menjadi sesuatu yang konkret . Paedagogi tidak sekedar harus dipahami, melainkan juga bagaimana cara mengaplikasikannya. Pemikiran inilah yang kemudian melahirkan paedagogi praktis.

Ilmiah dan Praktis
Paedagogi termasuk dalam kategori “pengetahuan pedagogis formal dan pengetahuan paedagogi vernacular”. Paedagogi formal bermakna pedagogi teoritis atau ilmiah yang merupakan upaya mengembangkan prinsip-prinsip dan teori-teori pedagogi yang efektif melalui penelitian yang sistematis, sedangkan paedagogi vernakular merupakan nama lain dari paedagogi praktis. Paedagogi formal atau teoritis didukung oleh pengalaman dasar yang kuat, istimewa, dan dibangun atas fondasi kajian empiric selama proses mengajar dan belajar (Moore,2000). Menurut Carpenter (2001) ada dua fungsi penelitian paedagogis. Pertama, untuk menghasilkan pengetahuan baru tentang pengajaran  dan pembelajaran. Kedua, untuk memungkinkan guru atau pendidik memahami, menjelaskan, membela, membenarkan, dan bila perlu memodifikasi pedagogi. Bagi guru-guru, kekuatan pedagogi ilmiah adalah membuat pembelajaran pembelajaran semakin praktis dilihat dari prisma konsep teoritis.
Beberapa alasan mengapa tidak semua guru dapat menimba pengalaman baru selama menjalani proses pembelajaran, yaitu informasi yang berlebihan, kurangnya waktu untuk berbagi pengetahuan, tidak menggunakan teknologi untuk berbagi pengetahuan secara efektif, kesulitan menangkap pengetahuan yang diperoleh, dan adanya pengekangan terhadap kreativitas.

Studi Sistematik
Satu kerangka kerja yang memungkinkan guru dapat mengembangkan pendekatan mereka sendiri untuk paedagogi (Hallam  dan Ireson, 1999) :
1.      Pertimbangan tujuan pendidikan dan nilai- nilai yang mendukung pengajaran.
2.      Pengetahuan tentang teori belajar.
3.      Pengetahuan tentang konsep- konsep yang berbeda dari mengajar.
4.      Pengetahuan tentang model pengajaran dan pembelajaran serta interaksi dinamis karakteristik siswa, karakteristik lingkungan belajar, tuntutan tugas, proses pengajaran dan pembelajaran, dan berbagai   jenis  pembelajaran.
5.      Memahami bagaimana pedagogi dapat dioperasionalkan di dalam kelas.
6.      Pengetahuan dan keterampilan  untuk mengevaluasi praktik, peneliti, dan teori yang berkaitan dengan pendidikan.

Tiga tantangan
Dalam laporan yang dikeluarkan oleh Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) dengan judul Memahami Otak: Menuju Ilmu Baru Belajar diungkapkanmengenai perlunya perumusan kebijakan dan praktik pendidikan yang didukung oleh pengetahuan ini. Di sini juga terungkap secara eksplisit sejauh mana pedagogi sebagai ilmu pengetahuan akan mendukung kebijakan dan praktik pendidikan. Atas dasar laporan itu ada tiga aspek saling terkait untuk memahami dan akhirnya menyelesaikan masalah ini.
1.      Codifying and communicating teachers practical pedagogical knowledge
Yaitu kodifikasi dan mengkomunikasikan pengetahuan pedagogis praktis guru. Menurut Shulman (1987)  masalah utama dalam mengajar adalah hilangnya pemahaman terhadap karya terbaik dari praktisi kontemporer bagi masa depan peserta didik. Langkah positif adalah menggunakan dokumen standar untuk mengkomunikasikan secara langsung.  
2.      Establishing systems for shared scientific pedagogical knowledge management
Yaitu membangun pedagogis untuk berbagi pengetahuan manajemen ilmiah dan menyediakan waktu yang cukup bagi guru untuk mengembangkan dan menerapkan pengetahuan ini. 
3.      Developing a robust  theoretical framework for the new science of pedagogy
Yaitu mengembangkan kerangka teori yang kuat terhadap ilmu baru pedagogi. Pengembangan teoritis dan empiris bidang pedagogi memberikan kendali bebas, namun wacana dan kebijakan seringkali memaksakan.

Antipedagogi
Dalam Education Week  edisi 19 Juni 2002. Menteri Pendidikan Amerika Serikat  telah mempertanyakan pentingnya pedagogi dan pembelajaran bagi guru. Dia mengemukakan , banyak sekolah pendidikan bisnis terus seperti biasa, dengan fokus berat pada pedagogi bagaimana menjadi seorang guru. Baginya, apa yang paling dibutuhkan oleh guru adalah  pemahaman yang lebih tentang apa yang mereka akan ajarkan, bagaimana memantau kemajuan siswa, dan  bagaimana membantu  siswa yang jatuh di belakang. Dia tidak terlalu mementingkan dimensi pedagogi, karena penguasaan materilah yang paling esensial. Guru efektif menampilkan berbagai ketrampilan dan kemampuan yang mengarah untuk menciptakan lingkungan belajar dimana semua siswa merasa nyaman dan yakin akan dapat berhasil baik secara akademis dan pribadi. Kombinasi yang kompleks antara keterampilan dan kemampuan yang terintegrasi dalam standar pengajaran professional yang juga mencakup pengetahuan penting, kecenderungan, dan komitmen yang memungkinkan pendidik untuk berlatih pada tingkat tinggi.

Dikaitkaan dengan proses pembelajran yang saya lakukan, tentu terjadi kekurangan maupun kesesuaian dengan Paedagogi Abad 21 ini. Selama proses pembelajaran  terjadi suatu kesesuaian dengan Paedagogi Abad 21 dalam menghasilkan pengetahuan baru tentang pengajaran  dan pembelajaran dan melakukan redesain dan pemahaman ulang terhadap bagaimana menggunakannya untuk merumuskan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan kemajuan zaman. Dimana, kami mencoba untuk menggunakan waktu yang sangat cukup untuk berbagi informasi dan menggunakan teknologi untuk memudahkan siswa dalam belajar serta mencoba mengembangkan kreativitas siswa dalam berhitung.
Beberapa kerangka kerja yang dapat mengembangkan pendekatan untuk paedagogi (Hallam  dan Ireson, 1999)  yang telah kami miliki adalah pertimbangan tujuan pendidikan dan nilai- nilai yang mendukung pengajaran, pengetahuan tentang teori belajar, pengetahuan tentang konsep- konsep yang berbeda dari mengajar, pengetahuan tentang model pengajaran dan pembelajaran serta interaksi dinamis karakteristik siswa, karakteristik lingkungan belajar, tuntutan tugas, proses pengajaran dan pembelajaran, dan berbagai   jenis  pembelajaran, memahami bagaimana pedagogi dapat dioperasionalkan di dalam kelas. Saya juga sudah memiliki pemahaman yang lebih tentang apa yang akan ajarkan, bagaimana memantau kemajuan siswa, dan  bagaimana membantu  siswa yang jatuh di belakang yakni dengan melakukan beberapa pendekatan dengan siswa tersebut dengan saling bercerita. Saya juga berusaha untuk menampilkan berbagai keterampilan dan kemampuan yang mengarah untuk menciptakan lingkungan belajar dimana semua siswa merasa nyaman dan yakin akan dapat berhasil baik secara akademis dan pribadi.
Namun, kekurangan yang terjadi adalah kurangnya pengalaman dasar yang kuat, istimewa, dan dibangun atas fondasi kajian empirik selama proses mengajar dan belajar karena ini merupakan pengalaman pertama dan masih kurangnya pengetahuan dan keterampilan  untuk mengevaluasi praktik, peneliti, dan teori yang berkaitan dengan pendidikan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar