Sabtu, 01 Juni 2013

dyslexia

Disleksia (Dyslexia)
Disleksia adalah suatu kondisi ketidakmampuan belajar pada seseorang yang disebabkan oleh kesulitan pada anak tersebut dalam melakukan aktifitas membaca dan menulis yang mengarah pada bagaimana otak mengolah dan memproses informasi yang sedang dibaca anak tersebut. Kesulitan ini biasanya baru terdeteksi setelah anak memasuki dunia sekolah untuk beberapa waktu.
Ciri-ciri disleksia :
1.      Lambat bicara dibandingkan anak seusianya dan tidak dapat mengucapkan kata-kata secara benar.
2.      Lambat mengenali alfabet, angka, hari, minggu, bulan, warna, bentuk dan informasi mendasar lainnya, serta sulit dalam mengurutkan huruf-huruf dalam kata.
3.      Sulit menyuarakan fonem (satuan bunyi) dan memadukannya menjadi sebuah kata.
4.      Sulit mengeja kata atau suku kata dengan benar dan anak bingung menghadapi huruf yang mempunyai kemiripan bentuk seperti b – d, u – n, m – n.
5.      Membaca satu kata dengan benar di satu halaman, tapi salah di halaman lainnya.
6.      Kesulitan dalam memahami apa yang dibaca.
7.      Sering terbalik dalam menuliskan atau mengucapkan kata. Misalnya kata ”gajah” ducapkan menjadi ”gagah”, “pelajaran” dibaca “perjalanan”.
8.      Rancu dengan kata-kata yang singkat, misalnya ke, dari, dan, jadi.
9.      Bingung menentukan tangan mana yang dipakai untuk menulis.
10.  Lupa mencantumkan huruf besar, serta lupa meletakkan tanda-tanda baca.
11.  Menulis huruf dan angka dengan hasil yang kurang baik/ tulisannya jelek sekali.
12.  Terdapat jarak pada huruf-huruf dalam rangkaian kata. Tulisannya tidak stabil, kadang naik, kadang turun.
13.  Punya kebiasaan membaca terlalu cepat hingga salah mengucapkan kata atau bahkan terlalu lambat dan terputus-putus.
14.  Rancu dalam memahami konsep kiri­-kanan, atas-bawah, utara-selatan, timur-barat.
15.  Memegang alat tulis terlalu kuat/keras.
16.  Rancu atau bingung dengan simbol-simbol matematis (+, -, x, : ,dan sebagainya).
17.  Sulit mengikuti lebih dari sebuah instruksi dalam satu waktu yang sama.

Penyebab disleksia :
1.      Genetik/ keturunan. Disleksia cenderung terdapat pada keluarga yang mempunyai anggota kidal. Namun, orang tua yang disleksia tidak otomatis menurunkan gangguan ini pada anak-anaknya, atau anak kidal pasti disleksia.
2.      Memiliki masalah pendengaran sejak usia dini. Jika kesulitan tidak terdeteksi sejak dini, maka otak yang sedang berkembang akan sulit menghubungkan bunyi atau suara yang didengarnya dengan huruf atau kata yang dilihatnya.
3.      Faktor kombinasi. Merupakan kombinasi dari dua hal diatas. Faktor kombinasi ini menyebabkan anak yang disleksia menjadi kian serius atau parah sehingga perlu penanganan menyeluruh dan kontinue.

Pengobatan disleksia :
1.      Educational approach dan phonic lessons
Apabila orangtua dan guru mulai mencurigai bahwa anak mengidap disleksia, hendaknya segera berkonsultasi dengan psikolog atau klinik/ sekolah pengajaran khusus (special education) untuk mendapatkan informasi mengenai cara penanganan yang sebaiknya dilakukan untuk membantu anak dalam meningkatkan perkembangan membacanya.
2.      Metode multi-sensory
Dengan metode yang terintegrasi, anak akan diajarkan mengeja tidak hanya berdasarkan apa yang didengarnya lalu diucapkan kembali, tapi juga memanfaatkan kemampuan memori visual (penglihatan) serta taktil (sentuhan). Cara ini dilakukan untuk memungkinkan terjadinya asosiasi antara pendengaran, penglihatan dan sentuhan sehingga mempermudah otak bekerja mengingat kembali huruf-huruf.
3.      Membangun rasa percaya diri
Jangan pernah menganggap anak bodoh dan lamban dalam melakukan apapun. Bantulah anak menemukan keunggulan diri, agar bisa merasa bangga dan tidak pesimis terhadap hambatan yang saat ini sedang diatasi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar