Kamis, 19 Juni 2014

PAEDAGOGI

1. Teori yang kelompok gunakan adalah teori dari Ana Maria Gonzalez Soca yang bertujuan untuk mengembangkan siswa agar dapat mempersiapkan diri untuk menjalani kehidupan dan juga teori pedagogi modern. Kami mempersiapkan kemampuan berhitung adik-adik kelas 3 SD. Selama dua hari tersebut, kami mulai dengan pembuka (salam, perkenalan, sharing). Hari pertama, kami mengajarkan berhitung dengan soal cerita yang dibacakan dari laptop dan adik-adik diminta mencatat,memahami soal,dan mengerjakannya. Bagi yang sudah siap diminta untuk tunjuk tangan,dan menjelaskaan proses pengerjaannya. Pada hari kedua, kami menggunakan metode games (cerdas cermat, panca indra,dan menghitung sekitar),dimana mmelalui games ini kami melihat kecepatan, ketepatan, dan ketelitian adik-adik dalam berhitung. Kami memberi instruksi bagaimana cara bermain dan meminta untuk tunjuk tangan bila sudah menemukan jawabannya dan akan diberi reward. Saat games, antusias adik-adik terlihat jelas dari suara nyaring ketika menjawab, gesture tubuh yang lincah dan fokus mata yang terarah. Diakhir setiap pertemuan, kami juga melakukan evaluasi kegiatan hari itu. Selama dua hari proses pembelajaran, kami mencoba mentransformasikan,memfasilitasi,bahkan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan adik-adik dengan menggunakan metode belajar yang dapat membuat mereka senang,dan terlibat aktif, sehingga dapat mendorong minat belajar mereka. Kami juga menyesuaikan lingkungan belajar,waktu dan cara berkomunikasi bersama adik-adik sesuai tahapan usia mereka (sejajar dengan mereka saat berbicara).

2. Inti dari multivarian model adalah interaksi antara guru dan mahasiswa yang mendorong penciptaan kolaborasi. Peran pribadi saya dari sudut pandang multivarian model ini bisa dikatakan sangat minim. Saya menyadari bahwa dosen pengampu mata kuliah pedagogi sangat berusaha untuk menghilangkan kesan memaksa, menghilangkan kesan mendominasi, dan menciptakan kolaborasi yang baik dengan siswa , baik itu dengan cara bertanya, meminta pendapat mahasiswa, dan memberi waktu untuk ice breaking. Tetapi tidak dapat saya sangkal, bahwa saya sulit untuk mengemukakan pendapat saya saat kuliah berlangsung. Menurut saya hal yang membuat saya gagal untuk melakukan kolaborasi dengan dosen karena saya merasa malu apabila bertanya atau memberi pendapat dari sudut pandang saya di depan beberapa mahasiswa dari beberapa jenjang angkatan.

3. Berdasarkan kenikmatan belajar, pengalaman merencanakan, dan menjalankan pembelajaran pada mata kuliah paedagogi ini sudah lumayan baik hanya tergantung kondisi atau waktu saja. Kenikmatan belajar berjalan baik ketika mahasiswa melakukan interaksi dengan dosen atau mahasiswa lain, mengerti umpan balik yang diberikan dosen, dan memberikan kontribusi pemikiran, seperti halnya saat persentasi oleh kelompok, kelompok lain merespon dengan baik dengan bertanya, memberikan pendapat, dan apabila ada jawaban yang membuat mahasiswa kurang puas maka dosen memberi jawaban yang dibutuhkan. Tetapi, saat beberapa pertemuan terakhir atau kuliah paedagogi, kenikmatan belajar ini turun drastis dikarenakan kondisi, situasi ataupun faktor yang berasal dari internal masing-masing mahasiswa padahal dosen sudah mencoba menciptakan wahana kelas yang baik , melakukan penyesuaian. Sehingga dapat dikatakan kenikmatan belajar yang saya rasakan pada mata kuliah paedagogi saat beberapa pertemuan terakhir ini kurang baik.

Evaluasi dari proses mata kuliah pedagogi :
            Selama satu semester proses mata kuliah pedagogi ini berlangsung, mungkin hal yang dapat saya evaluasi adalah lebih mengarah pada diri saya sebagai mahasiswa yang harusnya terlibat aktif di dalam kelas. Selain itu, menurut saya proses mata kuliah untuk pedagogi ini memerlukan waktu tambahan karena mata kuliah pedagogi ini membutuhkan pemahaman yang mendalam agar dapat diaplikasikan dengan baik, dan juga diperlukan sumber bahan bacaan yang lebih mudah dipahami. Terima kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar